Hiperandrogen Picu Jerawat Membandel
A
A
A
JAKARTA - Kondisi kelebihan hormon androgen pada wanita atau yang lebih dikenal dengan hiperandrogen, merupakan salah satu gangguan paling umum yang memengaruhi 10-20% wanita. Hiperandrogen disebabkan oleh berbagai faktor dan secara langsung bisa mempengaruhi kesehatan kulit.
Di mana salah satu dampaknya adalah munculnya jerawat yang sering dianggap lazim terjadi karena masalah hormon oleh sebagian besar orang. Hormon androgen sendiri bertugas memengaruhi penampilan kulit dan pertumbuhan rambut. Hormon ini diperlukan antara lain untuk pertumbuhan rambut kelamin.
"Penelitian juga menunjukkan bahwa wanita dengan hiperandrogen akan mengalami gejala-gejala klinis seperti peradangan kulit bagian atas, jerawat, tumbuh rambut berlebih, atau siklus haid tidak teratur," papar Dr dr Budi Wiweko, SpOG(K) saat Diskusi Media Bayer: Kenali Jerawat Hiperandrogen dan Dampaknya Bagi Perempuan di The Hermitage, Menteng, Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Dalam kesempatan yang sama, dr. Suksmagita Pratidinia, Sp.KK menjelaskan, bahwa jerawat yang disebabkan oleh faktor kebersihan lebih mudah diobati. Sementara, jerawat hiperandrogen akan terus muncul meski sudah melakukan berbagai macam perawatan. Jenis jerawat yang disebabkan karena hiperandrogen juga bisa dikenali dari berat ringannya jerawat.
"Jerawat ini sudah mengalami peradangan, tampak merah dan terasa nyeri. Kalau terapi pengobatan jerawat sudah sesuai standar tapi jerawat masih banyak dan minyaknya tak terkendali, biasanya karena hiperandrogen," ujarnya.
Di mana salah satu dampaknya adalah munculnya jerawat yang sering dianggap lazim terjadi karena masalah hormon oleh sebagian besar orang. Hormon androgen sendiri bertugas memengaruhi penampilan kulit dan pertumbuhan rambut. Hormon ini diperlukan antara lain untuk pertumbuhan rambut kelamin.
"Penelitian juga menunjukkan bahwa wanita dengan hiperandrogen akan mengalami gejala-gejala klinis seperti peradangan kulit bagian atas, jerawat, tumbuh rambut berlebih, atau siklus haid tidak teratur," papar Dr dr Budi Wiweko, SpOG(K) saat Diskusi Media Bayer: Kenali Jerawat Hiperandrogen dan Dampaknya Bagi Perempuan di The Hermitage, Menteng, Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Dalam kesempatan yang sama, dr. Suksmagita Pratidinia, Sp.KK menjelaskan, bahwa jerawat yang disebabkan oleh faktor kebersihan lebih mudah diobati. Sementara, jerawat hiperandrogen akan terus muncul meski sudah melakukan berbagai macam perawatan. Jenis jerawat yang disebabkan karena hiperandrogen juga bisa dikenali dari berat ringannya jerawat.
"Jerawat ini sudah mengalami peradangan, tampak merah dan terasa nyeri. Kalau terapi pengobatan jerawat sudah sesuai standar tapi jerawat masih banyak dan minyaknya tak terkendali, biasanya karena hiperandrogen," ujarnya.
(nfl)